Selasa, 12 Mei 2009

Rumput Laut

Rumput laut adalah salah satu sumberdaya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Dalam bahasa Inggris, rumput laut diartikan sebagai seaweed. Sumberdaya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Rumput laut alam biasanya dapat hidup di atas substrat pasir dan karang mati. Beberapa daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, rumput laut banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di pantai selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, rumput laut dapat ditemui di sekitar pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, rumput laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.

Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii dan Gracelaria sp. Beberapa daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya rumput laut ini diantaranya berada di wilayah pesisir Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi Kepulauan Riau, Pulau Lombok, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Eucheuma.

Species Eucheuma nampak di area pantai Asia Tenggara dan pantai Afrika Timur. E. muricatum dikenal dalam perdagangan sebagai “Rumput laut Singapura“, E. serra dan E. cottonii dijual dan dikenal sebagai “Rumput laut Zanzibar “.

“Eucheuman” diekstrak dari kedua kelompok rumput laut tersebut. Hasilnya dikenal sebagai agaroid. Bahan mentahnya sering digunakan sebagai bahan tambahan dari bahan mentah agar atau untuk produksi karagenan.

Eucheuma

Pada suatu konteks penggunaan “eucheuman” terdapat kesalahan antara agar dan karagenan.Dalam penerapannya terutama kandungan media air dan “jelly” pada dunia obat-obatan, industri kosmetika dan teknologi pangan. Akhir-akhir ini sejumlah Eucheuma telah banyak diteliti agar supaya ditemukan bahan mentah baru karena peningkatan pasar akan karagenan. Cheyney dan Dawes melaporkan tentang studi ekologis dari Eucheuma disepanjang pantai Florida terutama Eucheuma nudum.

Lima buah bentuk karaganenan yang telah diketahui adalah kappa-, lambda-, my-, ypsilon- dan jota-karagenan. Bentuk-bentuk ini berbeda dalam tingkat kandungan sulfatnya dan rasio galaktosa terhadap 3,6-anhydrolactose, namun begitu juga berbeda pada pemantaannya secara fisik. Bentuk dari perairan Pasifik adalah E. cottonii, E. procrusteanum, E. serra, E. spinosum, E. striatum yang mengandung kappa-karagenan murni. Sedangkan E. odontophorum mengandung campuran dari kappa- dan jota-karagenan. Jenis E. uncinatum mengandung persilangan bentuk dari jota dan ypsilon-karagenan. E. gelidium, E. isiforme, E. nudum dari perairan Karabia mengandung sebuah bentuk “deviant” dari jota-karagenan.

Dawes et al., telah melaporkan tentang studi fisiologis dan bio-kimiawi pada jota-karagenan yang diproduksi Eucheuma uncinatum dari Teluk California. Ciri “khas” jota-karagenan dari rumput laut ini berbeda dari “deviant” jota-karagenan yang ditemukan dalam E. isiforme, E. nudum, E. gelidium dan E. acanthocladum yang berasal dari Florida dimana kandungan tingkat sulfatnya lebih rendah. Hasil kandungan karagenan dari species Eucheuma yang berasal dari Tanzania telah dideterminasi oleh Mshigeni dan Semesi.

E. spinosum mengandung kurang lebih 72,8 % dengan puncak absorpsi (pa) pada jota-karagenan. E. striatum kurang lebih 69 % dengan pa pada kappa-karagenan. E. platycladum kurang lebih 65 % dengan pa pada jota-karagenan. E. okamurai kurang lebih 58 % dengan pa pada kappa-karagenan dan E. speciosum f. mauritianum 54 % dengan pa pada jota-karagenan.

Beberapa species Eucheuma telah dibudidaya karena permintaan akan karagenan yang meningkat. Dalam tahun 1968 pada the 13th Session of the Indo-Pacific Fisheries Council permasalahan budidaya E. muricatum (=E. spinosum) dan E. edule telah dibahas. Percobaan pertama telah memberikan hasil yang nyata. Doty dan Alvares melaporkan tentang produktifitas budidaya Eucheuma. Hasil anhydrous bersih dari E. edule mengandung kurang lebih 50 % kappa-karagenan. Di Filipina terdapat kurang lebih 700 buah area budidaya rumput laut ini pada tahun 1973. Mereka mengekspor lebih dari 100 ton berat kering Eucheuma per bulan. Ricohermoso dan Deveau melaporkan bahwa sekarang terdapat lebih dari 1000 area budidaya Eucheuma di daerah ini dan produksinya lebih dari 300 ton perbulan untuk pasar dunia. Sedangkan Doty dan Santos mengatakan tentang studi komparatif secara morfologi dan informasi kimiawi gel pada 14 species Eucheuma.


Sumber :http://www.rumputlaut.org/ & http://www.wikipedia.org/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar